Jumat, 07 Maret 2008

CITA-CITA SUDAH TERCAPAI, SO....WHAT'S NEXT?

Finally....aku lolos ke Salvatore yang akhirnya ganti nama jadi Sonora Surabaya. Dengan kata lain, cita-citaku sebagai penyiar akhirnya kesampaian. Saat aku memulai pekerjaan di radio ini, sempat kaget juga karena kerja di radio ternyata nggak seperti yang aku bayangkan. Bayanganku dulu kalau kerja di radio tinggal duduk manis di studio, ngomong, ngemix lagu, udah. Ternyata kerja di Sonora nggak beda jauh dengan kerja di JP, bedanya di Sonora kerjanya lebih terjadwal, 8 jam kerja. Bahkan bisa dibilang kerja di Sonora jauuuuuh lebih ringan daripada kerja di JP, padahal teman2 yang belum pernah kerja di JP ngerasa kerja di Sonora lumayan ngos2an.

Siaranku pertama di Salvatore (sebelum jadi Sonora) termasuk dadakan. Waktu itu salah satu penyiar dikirim ke Bali untuk liputan. Mau nggak mau aku langsung nyebur, tandhem bareng Bu Kepala Studio. Wuiiiihhh..... rasanya nggak karu2an!!! Kenapa nggak karu2an? 1. Siaran perdana, 2. Siaran bareng Bu Kepala Studio yang terkenal guwalake amit2 jabang beibeh! Tapi alhamdulillaaaahh....lancar jaya. So...ndak diamuk Bu Kepala Studio :D.

Siaran berikutnya lancar, walau pernah disemprot marketing gara2 duet sama penyiar yang sama2 baru dan feder masih naik saat kita berbicara ndak senonoh serta itu ter-on-air-kan...hehehehehe.... Namanya juga anak baru, Pak! Tapi di tengah perjalanan, sempat terjadi hal2 yang kurang enak dan saat itu masa yang paling membingungkan karena pas aku hitung2 dalam setahun ada 10 lebih karyawan yang cabut atau dicabut paksa. Aku sempat terbawa dalam suasana yang nggak enak juga yang bikin aku was2 sambil mikir apakah aku bakal diperpanjang atau tidak di radio ini. Ternyata tahun pertama aku lalui dengan lancar dan itu membuat aku dikontrak lagi.

Di tahun kedua, makin banyak ilmu yang berhasil aku unduh. Kalau masalah reportase mah keciiiill....cuman ngulang apa yang aku dapat di JP dulu. Kuota 3 berita dalam 1 hari kebanyakan terpenuhi. Pelajaran lainnya waktu aku jadi produser BF alias BINTANG FAVORIT. Lama-kelamaan aku semakin larut dalam kecintaanku membuat script dan ngutak-atik lagu. Kerja bagiku sudah nggak ada, yang ada tinggal hobby.

Saat masih cinta2nya dengan bagian program, rumah induk alias KKG (Kelompok Kompas Gramedia) membuat acara yang belakangan berkembang menjadi Kompas-Gramedia Fair. Waktu itu masih acara rintisan baru, tempatnya masih kecil, di atrium Plaza Tunjungan 1. Sebagai anak perusahaan, Sonora diajak gabung. Saat itulah aku mempelajari 1 hal baru yaitu kegiatan off air yang ternyata sangaaaaaaatttt bermanfaat bagi kelanjutan karirku sampai sekarang (sekali lagi....tengkyu ingkang katah Sonora.....).

Di off air itu aku bertanggung jawab atas stand Sonora. Ternyata di event itu pula aku bisa belajar ngemsi. Yah….walau saat itu masih dalam taraf MC dadakan, ternyata lumayan juga untuk membuka jalan di kancah perMCan Surabaya. Salah satu mata acara di Gramedia Fair 2003 yang tak terlupakan adalah saat aku harus menjadi moderator dadakan di bedah bukunya Adi W. Gunawan yang belakangan menjadi salah satu motivator dengan tarif tinggi di Indonesia. Kenapa berkesan? Karena selama ini yang namanya bedah buku biasanya diadakan di kampus atau hotel. Lha ini di atrium mall yang kebanyakan pengunjungnya nggak terlalu niat ngomongin buku. Tapi ternyata acara ini berlangsung amat sangat lancar. Antusiasme pengunjung nggak terbendung. Sukses deh pokoknya. Mulai saat itu aku PD kalau diminta ngemsi atau jadi moderator di mana saja.

Setelah acara itu link-ku semakin luas. Kegiatanku nggak semata-mata nguplek di studio atau cari2 berita untuk reportase, tapi udah mulai dipakai juga untuk ngemsi dan jadi moderator. Karena dianggap sudah berhasil di tahun sebelumnya, aku kembali didapuk jadi penjaga gawang stand Sonora di event yang sama pada 2004. Wah….. kali ini gila2an. Aku sampai di-grounded 10 hari nggak siaran dan terus ada di venue dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam. Sukses juga.

Keberhasilan2ku di bidang siaran (kalau boleh aku nilai berhasil lho....soalnya kan selama itu nggak pernah ada teguran, bahkan SP), reportase (kuota 3 berita/hari terpenuhi), serta off air (2 kali off air sukses lho…) membuatku terlena dan lupa kalau sebelumnya aku berada di posisi tidak aman. Entah kenapa, salah satu petinggi siaran saat itu benci banget sama aku. Mungkin karena aku pernah menyampaikan pendapatku yang terbilang keras waktu itu sehingga dia nggak suka aku atau apa lah. Sampai akhirnya, saat kontrakku akan habis, aku lupa nanya tentang nasib kontrakku, sampai suatu hari aku dipanggil oleh Pak PSDM ke ruang tertutup. Di saat itulah dia menyampaikan kalau kontrakku tidak diperpanjang dan aku nggak diangkat menjadi karyawan tetap. Jedhaaaang…..

Aku limbung, kehilangan arah. Marah, jengkel, sedih, putus asa. Putus asa??? Ya…karena secara usia sudah sulit bagiku hijrah ke radio lain kecuali yang satu segmen dengan Sonora alias radio dewasa. Sementara itu, saat itu aku nggak ada bayangan mau melangkah ke mana mengingat waktu itu aku merasa aman2 saja di Sonora (percaya atau tidak, waktu aku menulis bagian ini badanku menghangat semua!).

Aku sempat menanyakan alasan kenapa aku dicut. Alasannya rada2 nggak masuk akal sih. Katanya aku masih banyak kekurangan yang salah satunya adalah aku nggak bisa naik motor. Whaaaattt????? Plissss deeehhh....kalau nggak ada alasan mending bilang aja karena manajemen merasa kurang cocok dengan aku. Kan beres!!!! Di tengah keputusasaanku, aku meminta sisa jatah cutiku sehingga aku bisa keluar lebih dini. Saat itu aku putuskan untuk cabut pas orang2 lagi nggak ada di kantor karena pada sibuk nyoblos Pemilu September 2004. Bye bye Sonora........