Kamis, 31 Januari 2013

#selingkuh



                Entah mengapa tiba-tiba pagi ini isi di dalam kepalaku berisik sekali. Banyak yang ingin kutulis sampai akhirnya kuputuskan untuk kultwit tentang #selingkuh saja. Enjoy reading yaaaa….

Bbrp jam terakhir ini lagi rame perkara skandal sapi yg ada bau2 gratifikasi seks. Bicara ttg gratifikasi seks gak bakal jauh2 dr #selingkuh
Pasti banyak yg kaget, "Hloh, masak sih orang baik2 spt dia #selingkuh?" Kayaknya memang gak mungkin banget, tp ini nyata.
Terlepas dr kasus sapi, aku sempat dikagetkan oleh tangisan ibu2 penderita HIV yg dia ditulari oleh suaminya yg 'pria baik2'. #selingkuh
Ibu2 itu gak nyangka kalau ternyata suaminya yg 'baik2 itu #selingkuh jika bertugas ke luar kota. Oh ya, ibu2 ϑi sini berarti bbrp orang ya
Aku nggak mau 'nggebyah uyah' bhw suami yg sering keluar kota itu adalah para pe#selingkuh, tp memang banyak yg begitu.
Hal ini diperkuat saat suami masih kerja ϑi Bali. Sering teman/kolega nanya kalau mau 'begituan' ϑi Bali musti cari ke mana? #selingkuh
Permintaannya dari kelas 'teman' nyanyi ϑi karaoke sampai kelas hotel. #selingkuh
Pas rame2nya kasus Keyko aku nanya ke suami, ada kontaknya Keyko ϑi Bali gak? Saking seringnya dia ditanyain ttg bookingan sih. #selingkuh
Bukannya mengajak istri2 u/ parno, tp ini aku twit spy istri2 yg sering ditinggal tugas sering2 mendoakan suaminya spy ttp lurus. #selingkuh
Dan juga mengajak para suami u/ tetap ingat, tujuan bekerja sampai2 belain jauh dr keluarga itu u/ apa. Bukan u/ #selingkuh kan?
Pertanyaannya adalah.. apa yg #selingkuh itu cuma laki2, perempuan gak? Kata siapa? Perempuan juga rentan selingkuh kok. Sangat rentan malah
Tapi peluang perempuan #selingkuh gak sebesar laki2. Yg peluangnya besar itu adalah perempuan2 yg punya 'power' & keleluasaan.
Gimana mau leluasa #selingkuh kalau ada anak2 yg harus diurusin? Jadi, perempuan itu relatif aman untuk urusan selingkuh secara.....fisik...
Yups.... selingkuhnya perempuan itu lebih berbahaya karena cenderung #selingkuh hati, tidak semata2 selingkuh fisik.
Dengan kata lain, kalau perempuan #selingkuh hati, body milik suami, tapi hati nggak tau ada dimana. Hati-hati dengan hati...!!!
Serius nanya *dan penasaran*... Kalau cewek #selingkuh ciri2nya apa sih? *males searching artikel, carinya testimoni :p*
Seharian ngetwit ttg #selingkuh, kok tiba2 ada temen ngabari dia baru aja beli BB biar bisa dipake selingkuh..... Jiyaaaannn.....
Semoga dia becanda, nggak buat #selingkuh beneran.....

Nah…. itu twitku dari pagi sampai sore ini. Sebenarnya ngapain sih aku ngetwit ini? Gak ada maksud –sekali lagi- menggebyah-uyah atau nakut-nakutin. Hanya menyampaikan bahwa hal-hal buruk ada hanya beberapa inci di sekitar kita meski casingnya baik. Aku mendapat beberapa respon dari twit tadi. Ada laki-laki yang merasa tersinggung karena aku mengatakan bahwa sebagian besar laki-laki yang sering tugas ke luar kota itu selingkuh. Aku terima kok ketersinggungan itu, karena aku yakin dia laki-laki yang baik dan bertanggung jawab kepada keluarganya. Dengan kata lain….heeeeyyy….. masih banyak kok laki-laki baik di dunia ini, tergantung niatnya saja, mau memegang teguh komitmen kepada Tuhan atas pernikahannya atau tidak.
Sebagai gambaran, aku ceritakan sedikit tentang tipisnya membran yang mempertahankan diri untuk tidak selingkuh. Aku pernah kenal dengan seorang laki-laki yang waktu itu bertugas di Surabaya untuk sekian lama beberapa tahun lalu. Karena urusan pekerjaan kami dekat. Lama-lama kedekatan kami tidak sekadar urusan pekerjaan, pengennya sih lebih. Mengapa aku bilang ‘pengennya’? Karena dia –meskipun celah sudah terbuka- sangat menjaga dirinya agar tidak bergerak terlalu jauh untuk berhubungan dengan aku lebih dalam. Akhirnya kami pun menjaga hubungan baik sebagai teman dan ujung-ujungnya kalau ketemu ya tetap ngomongin kerjaan.
Jadi aku percaya bahwa di luar sana masih banyak suami atau istri yang memegang teguh komitmen pernikahan meski godaan sudah di depan mata. Semua itu berpulang kepada niat. Meski kesempatan untuk selingkuh sudah datang berkali-kali, kalau memang niatnya mau tetap lurus dan sadar bahwa setiap tarikan napas kita dipertanggungjawabkan kepada Sang Maha Pemberi Hidup, selingkuh pun tak akan terjadi.
Dalam hidup banyak sekali pilihan, tinggal Anda memilih yang mana dan siap mempertanggungjawabkannya…..

Selasa, 29 Januari 2013

CINTA SEJATI



Belakangan ini banyak ngobrol bareng teman-teman tentang cinta, pernikahan, perselingkuhan, patah hati, dan masih banyak lagi. All about love. Sampai akhirnya aku tiba ke satu pertanyaan yang beranak-pinak ke pertanyaan-pertanyaan lainnya. Terlepas dari cinta kita pada Tuhan dan orang tua, sebenarnya cinta sejati antar pasangan itu ada nggak sih? Kalau ada bentuknya seperti apa? Apakah orang yang kita nikahi adalah cinta sejati kita? Atau cinta sejati kita ternyata seseorang yang nun jauh di sana? Kalau gitu, apakah cinta sejati harus berbalas? Apakah cinta bertepuk sebelah tangan tidak termasuk dalam cinta sejati? Bagaimana kalau seandainya orang yang kita nikahi ternyata bukan cinta sejati kita? Dan masih banyak pertanyaan ruwet lainnya yang berseliweran di kepala.
Ujung-ujungnya pertanyaan yang kembali muncul di kepala adalah, -lagi-lagi- apakah cinta sejati itu ada? *dan lagi-lagi pertanyaan berikutnya mengikuti…. selalu mengikuti…..*

Kamis, 24 Januari 2013

GALAUNYA ORANG RADIO



Beberapa minggu ini dunia peradioan Surabaya bergerak lagi dengan adanya radio yang sedang melakukan repositioning dan radio yang baru pindah jalur dari AM ke FM. Seperti biasa, ada satu saja radio baru, SDM-SDM radio bakal ikut bergerak, entah pindah diam-diam, hijacking, atau bahkan bedol desa, apalagi ini ada dua.  Bursa ‘colek-colek’ SDM biasanya berlangsung beberapa minggu, bahkan beberapa bulan sebelumnya. Aku termasuk yang MENGAMATI pergerakan itu, meski kadang-kadang ada beberapa pergerakan yang tidak tertebak dan lumayan bikin kaget. 
MENGAMATI? Ya, cuma mengamati, karena memang nggak ada pengambil keputusan dari radio-radio yang sedang bergerak itu ‘nyolek’ aku. Entah sekedar woro-woro, nyolek, atau sekalian membajak. Dengan kata lain, tidak seorang pun yang mengajak aku untuk ikut dalam arus pergerakan itu, sementara teman-teman lain mendapatkan tawaran untuk bergabung.
Sedih? Pasti! Ada perasaan terbuang, nggak dibutuhkan lagi, ‘tidak terlihat’, dan perasaan-perasaan nggak enak lainnya. Sampai-sampai aku mikir, “Duuuuuh…. aku di radio baru 10 tahun, sudah sedemikian nggak lakunya yaaaa….”
Tapi keadaan yang tidak mengenakkan itu sebenarnya menjadi moment yang tepat untuk merenung. Dan dari perenungan itu aku mengambil kesimpulan bahwa kalau akhirnya kemarin-kemarin aku bisa mencapai posisi bagus itu nggak lebih karena aku BERUNTUNG. Yups…. faktor luck sangat berpengaruh dalam karirku di radio. Keberuntungan ini bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit, tapi lebih kepada kesiapanku menangkap kesempatan. Dengan kata lain, waktu itu banyak sekali kesempatan di radio yang dilempar ke aku dan aku berhasil menangkapnya.
Dan akhirnya aku berpikir lagi, “Lha kenapa kok belakangan kesempatan nggak datang lagi?” Jadi deh merenung lagi…… Bisa jadi sebenarnya kesempatan itu sudah datang, tapi aku sia-siakan. Bisa jadi ini semua akibat kesalahan masa lampau pas aku jadi manager dengan image galak dan nggak semua orang bisa menerimanya sehingga di luar sana beredar kabar miring tentang aku. Bisa jadi orang salah ngira karena aku pernah jadi GM maka dipikir orang-orang aku pasti minta bayaran mahal (kalau iya sih alhamdulillah). Bisa jadi AKUNYA YANG KE-GEER-AN MENGIRA ILMUKU DI DUNIA RADIO SUDAH MUMPUNI sehingga yakin bahwa pasti radio-radio butuh aku, padahal skill-ku belum ada apa-apanya.
Perenunganku bermuara pada kemungkinan terakhir. Ya, dibandingkan teman-teman SDM lainnya, skill-ku belum ada apa-apanya. Ngurusin program, baru sebatas bikin program, hotclock, nyusun jadwal penyiar. Ngurusin musik, pengetahuanku tentang musik ya nggak banyak. Ngurusin produksi, apalagi. Cuman bisa bengong di depan cool edit, adobe, dan software-software yang aku gak ngeh blas. Ngurusin jualan, yo gak tau nduwe billing.
Kalau melakukan kilas balik dan akhirnya menemukan kekurangan-kekurangan itu, aku jadi geleng-geleng kepala sendiri. Berarti kemarin itu aku benar-benar beruntung yaaaaa….. Kompetensi segitu doang bisa jadi GM. Meski sebenarnya sedih banget karena jadi GM sebentar doang. Lha gimana lagi, kondisi nggak memungkinkan untuk aku tetap tinggal di Semarang. Tapi tetap lah, masih lebih banyak yang harus disyukuri daripada disesali.
Ya nggak papa lah kalau memang gitu. Sekarang tinggal mikir gimana caranya menciptakan kesempatan itu lagi, nggak semata-mata nungguin kesempatan datang menghampiri. Yang ada sekarang dinikmati aja. Kalau memang harus jadi part timer, ya jadi part timer yang baik aja laaaah…. Siapa tahu justru dengan begitu pintu rejekinya malah ada di mana-mana….. Hehehe…..
Semoga galauku sebagai SDM radio yang udah nggak laku nggak berkelanjutan yaaaaaa…….


Selasa, 22 Januari 2013

#mafialukisan

Yuhuuuuu.... long time no seeeeee.... Gara-gara seminggu tepar, nggak ngantor, nge-blog ikut macet. Maafkan dakyuuuuuu..... Sekali lagi, sehari ini aku ngetwit tentang #mafialukisan. Kayaknya layak juga kalau dirangkum ke blog ini. Simak hyuuuukkk.....


Sambil nungguin Mas Jumatno pulang kerja, aku lanjutin cerita tentang ya. Rada riskan sebenarnya, krn ngomongin mafia itu... 


...pasti terkait dg keselamatan jiwa seseorang. Tapi gemes juga kalau terus2an ada....  

Selama ini yg aku tahu, China adalah negara yg terkenal dg 'keahliannya' memalsu atau bikin versi generik produk apapun....

...termasuk produk2 seni & barang2 antik bernilai tinggi. Bahkan museum dunia terkenal pun reputasinya tercoreng saat...  

...kebobolan keramik 'kuno' yang ternyata kekunoannya buatan. Jadi memang ada sebuah desa yg khusus bikin keramik2 kuno itu.

Ternyata.... Indonesia pun punya kisah serupa. Kali ini terkait dg lukisan yg saat ini sudah masuk kategori benda investasi. .  

 Alkisah...ada seorang pelukis yg sekarang memasuki usia senja yg selama ini jadi 'alat' pengeruk keuntungan para

Dia mempunyai goresan dan aliran lukisan yg persis kaya milik seorang pelukis terkenal Indonesia yg namanya sudah kemana2.  

Kondisi inilah yg dimanfaatkan oleh para yg tahu bahwa pelukis jenius ini bisa dimanfaatkan. Caranya? Dia diminta melukis...  


...persis dg gaya lukisan pelukis terkenal itu. Pelukis ini melakukannya. Setelah lukisan jadi & ditandatangani...


..pelukis ini mengeluarkan sertifikat keaslian lukisan atas namanya.Setelah itu dijuallah lukisan itu kpd kolektor yg ternyata  

Oleh si , lukisan ini diproses scr kimia agar ada efek 'tua' pd lukisan itu. Kurang ajarnya lagi, tanda tangan pelukis asli...  


...diganti dg tanda tangan si maestro. Lalu oleh si dijual lagi ke kolektor atau ke keluarga pelukis terkenal itu untuk... 


...sertifikat keaslian baru atas nama pelukis yg terkenal itu. Lukisan yg dilepas ke sebesar 5-10 jutaan harganya melambung...  

...hingga milyaran...!!! Ini sangat menyakitkan si pelukis aslinya...!!! Hal ini berlangsung bertahun2. Dia diperah oleh ... 

...untuk terus melukis. Dan lagi2 lukisannya dibeli murah oleh u/ dilambungkan harganya ke kolektor...  

Pelukis jenius ini akhirnya tidak bisa menjual 'namanya' sendiri. Setiap dia menjual lukisan dg TT-nya, menjatuhkan harganya ☹ 

Begitu terus seperti lingkaran setan. Banyak lukisan yg dihasilkan, tp dia nggak bisa hidup layak dg lukisannya.  

Akhirnya dia melukis layaknya mengamen. Dari satu tempat ke tempat lain, hingga mancanegara.  

Dia sempat tinggal ϑi Bali sebagai KARYAWAN sebuah galeri dg jobdesc menghasilkan lukisan u/ dijual.  

Lukisannya yg beraliran beda *mirip sang maestro* semula dicibir oleh pelaku pasar lukisan ϑi Bali.  

Namun setelah terbukti bahwa lukisannya diminati orang2 asing, akhirnya dia menjadi aset. Lagi2 produktivitasnya diperah ☹  

Bulan lalu saat dia ke Bali, para seniman dan penjual lukisan menyambut dia dg sangat hormat. Mereka berharap agar...  

...pelukis ini mau melukis lagi ϑi Bali. Mengapa? Karena stock-nya tinggal 30-an & itu pun tidak dikeluarkan sekarang. Why?  

Karena nama dia sudah mulai dikenal kolektor. Jika dia meninggal, harga lukisannya bakal melambung berlipat2.  

"Orang2 itu menunggu kematian saya. Bakal senang mereka kalau saya sudah nggak ada," gitu kata dia.  

Lebih ironis lagi, ada instansi pusat yg juga memanfaatkan dg MEMERAH kejeniusan dia. Gimana caranya?  

Dia diajak tinggal ke luar negeri sebulan dg uang saku 15 juta. Di negeri itu dia melukis. Ternyata lukisan dia laku gila2an.  

Ironisnya, dia nggak kecipratan uang hasil penjualan itu. Ya uang saku itu saja yg diterima. ☹  

Hingga akhirnya ϑi usia senjanya, pelukis tua ini lelah dipermainkan. Dia memutuskan 'menghilang'.  

Akhirnya dia sadar bhw dia selama ini 'dikibuli'. Kesadaran yg semula membuat dia jatuh ini akhirnya melecut kebangkitannya.  

Ditambah lagi dia bertemu seseorang yg sangat menyuport tekadnya u/ menjadi 'pelukis baru'. Dia bersemangat lagi.  

Dia menyesal dulu tidak mau diwawancarai media. Kalau difoto mesti membuang muka. Kini dia mulai mau diwawancara.  

Salah seorang jurnalis media besar nasional sudah mengendus kisah ini. Tapi sangat riskan mengangkatnya ke permukaan. Mengapa?  

Karena selain terkait dg , kolektor2 lukisan maestro 'palsu' ini adalah penggede2 negeri ini. Kalau diblow up bisa heboh... 

Bahkan bukan tidak mungkin si pelukis jenius ini 'dimunirkan' sebelum kisahnya diangkat. Jangan main2 dg ...!!!  

Selama masa 'penenangan diri'nya, sudah puluhan SMS dr yg masuk u/ minta lukisan dia lagi. Bahkan mrk bersedia menaikkan harga 

Si pelukis tua ini benar2 tidak mau diperalat lagi oleh para . Dia benar2 ingin menjadi dirinya sendiri. Mari kita doakan dia..  

Semoga ϑi sisa usianya dia masih mampu berkarya dan bersinar atas namanya sendiri dg harga jualnya sendiri...!!! Lepas dr ..!!! 

Berjuanglah terus pelukis jeniusku... Biarkan itu menelan kepahitannya sendiri atas hartanya yg tak barokah itu...  

Perlu tambahan trivia tentang ...? 

Oh ya, sebenarnya ada 1 lukisan yg bisa menjadi celah u/ membongkar ini jika ada org yg jeli menelaahnya...  

Lukisan ini berbau 'oriental' seharga sekitar 8M. Berdasarkan kronologi waktu, gak mungkin si maestro bisa melukis tema ini...

...karena si maestro meninggal ϑi era ORBA yg jelas2 rezim itu memberangus kebebasan berekspresi yg berbau2 tionghoa.  

Udah ah.... Ntar malah kebuka siapa si pelukis senja itu. Ngeri kalau berhadapan dg . Biarkan dia hidup tenang....  


Jadi ingat cerita sahabat ttg . Waktu itu sebuah penerbit melaporkan kasus pembajakan buku dg kerugian sangat besar... 


Saat penyidikan hampir menemukan titik terang, hampi mencapai hulu, saksi kunci ditemukan mati. Kasus pun ikut terkubur...  

Ngeri... 




Pheeeeew..... ngeri ya..... Sudahlah.... cukup dibaca, nggak usah dibahas. 
Monggo lho kalau mau apdet cicitcuitku di twitter @DidiCahya

Jumat, 11 Januari 2013

PEREMPUAN = MAHLUK SUBJEKTIF ?

Kemarin sepulang kerja suami bilang, “Eh, tadi pas makan bareng di kantor, si X bawa sambel. Sambelnya enak. Dia bikin sendiri. Biasanya dijual juga…bla…bla…bla…” Blablabla di sini adalah bagaimana suami menceritakan secara detail bagaimana sambel yang dia bilang enak itu. Tanpa tendensi apa pun. Meski tanpa tendensi, entah mengapa ada rasa kurang nyaman di hati. Nggak marah sih, cuma ya itu, nggak enak aja. Sepanjang sisa perjalanan yang hanya sekian meter menuju rumah, tiba-tiba aku teringat kejadian dan cerita serupa. Nggak sama, tapi mirip.

Aku ingat almarhumah ibu pernah cerita betapa marah dan sedihnya ibu saat bapak waktu itu sering membanding-bandingkan ibu dengan kolega perempuannya dalam urusan berbusana, meski mungkin maksud bapak memang ada baiknya, supaya ibu lebih baik dalam ‘ngadi busana’. Bapakku yang pejabat dan priyayi Jawa memang mempunyai standar yang tinggi dalam berpenampilan. Sementara, ibuku yang asli Kalimantan bukan tipe pesolek, meski di mataku sebenarnya tidak ada masalah dalam penampilan ibu. Lebih cantik dari aku, malah. Sementara, perempuan yang sering dibandingkan dengan ibu memang cantik dan sosok perempuan Jawa yang ‘mriyayeni’. Aku dan ibu sering menyebut tipikal perempuan berwajah cantik seperti perempuan itu sebagai tipe wajah wayang. Perbandingan itu terus berlanjut sampai akhirnya tiba pada satu titik dimana ibu sudah tidak tahan lagi dibanding-bandingkan begitu dan meledaklah amarahnya. Setelah peristiwa itu bapak nggak pernah lagi membanding-bandingkan ibu dengan perempuan berwajah wayang itu.


Peristiwa kedua aku alami sendiri saat masih kost di Semarang. Waktu itu aku tidak punya uang untuk makan, sehingga teman-teman kost yang sudah bekerja sepakat untuk mengumpulkan uang belanja dan aku ditugasi untuk memasak, sehingga aku pun bisa ikut makan. Suatu hari, aku memasak kerang rebus dengan cara yang berbeda dengan biasanya orang-orang memasak. Salah satu yang menikmati masakanku adalah tunangan teman kost-ku. Terang-terangan dia bilang, “Wah, ini kok enak. (lalu bicara ke tunangannya) Kamu belajar masak sama Nining aja, wong masakanmu gak enak gitu.” Temanku langsung cemberut, aku pun merasa nggak nyaman. Entah berapa lama mereka sempat perang dingin, yang jelas sejak saat itu aku sering ngilang pas mereka makan. Tapi beberapa waktu lalu waktu aku main ke rumah mereka, si istri sudah pintar memasak, bahkan masakan yang terumit sekalipun. 

Dulu, waktu ibu bercerita dan aku mengalami kejadian bersama temanku itu, aku merasa bahwa reaksi ibu dan temanku berlebihan. Namun saat aku mengalaminya sendiri, akhirnya aku bisa paham bagaimana rasanya dibandingkan dengan perempuan lain, meski dengan tujuan baik sekalipun. Swear, rasanya nggak enak! Sekali lagi, bukan marah, melainkan sedih, priceless, kecewa, dan perasaan-perasaan nggak enak lainnya.

Obrolan kemarin itu tidak semata-mata tentang sambal, melainkan bagaimana pesan itu semestinya disampaikan. Seandainya saat itu suami bilang, “Eh, tadi siang itu aku makan sambel enak. Modelnya bla…bla…bla… Temenku bikin sendiri sih, tapi kadang-kadang dijual juga,” tentunya ‘rasa’ di hati ini akan berbeda, meski inti pesannya sama. Mengapa? Karena yang dibicarakan di sini adalah objeknya, yaitu sambal, bukan si pembuat sambal.

Sepele? Ya, bahkan bisa jadi laki-laki menganggap bahwa hal ini adalah tidak penting dan terlalu dibesar-besarkan. Tapi itulah perempuan. Dia ingin menjadi ratu yang hanya satu-satunya di hati sang lelaki, dalam hal apapun. Apalagi aku pribadi adalah pelaku kuliner yang setiap hari membuat sambal yang unfortunately suamiku nggak doyan sambal buatanku dan memilih membuat sambal sendiri. Bisa dibayangin kan pas dibandingin sama perempuan lain kaya gitu rasanya mak dhieeeeeeng….

But sutra lah…. Laki-laki dan perempuan memang beda. Tinggal bagaimana mereka bisa memahami dan menipiskan perbedaan itu. (Meski dalam hati mbatin, “Sepisan ngkas ngomongno sambele wong liyo maneh, uleg-uleg iso pindah nang bathuk lho ya…!!! :p)

Kamis, 10 Januari 2013

Dhuafa itu Ada di Sekitar Kita

Sambil mempersiapkan #sedekahnasibungkus Jumat, kusempatkan untuk ngetwit tentang profil terbaru penerima sedekah. Ternyata masih banyak dhuafa yang sebenarnya ada di dalam kehidupan kita. Cekidot....

Udah lama gak ngetwit ttg penerima #sedekahnasibungkus ya. OK, sebenarnya ada bbrp cerita yg memang belum sempat di-share :)
Kemarin2 kan sudah disampaikan bahwa #sedekahnasibungkus selama ini disalurkan kpd duafa ϑi seputaran rungkut spt pemulung, tkg becak, etc.
Belakangan jadi nambah ke pembersih kali dan pekerja proyek. Hah ? Pekerja proyek kok juga dapat #sedekahnasibungkus? Kok bisa?
Jadi, proyek MERR ϑi belakang rumah itu kan lagi 'kejar tayang' nih ceritanya. Pagi2 para pekerja sudah start gawe. #sedekahnasibungkus
Seperti proyek2 padat karya lainnya, kebanyakan pekerja datang dari luar kota. Mereka tinggal ϑi situ, kerja ϑi situ. #sedekahnasibungkus
Sementara lokasi kerja mereka seringkali jauh dr wrg makan & byk yg milih makan sekali aja biar uang makan bisa ditabung #sedekahnasibungkus
Bisa dibayangkan bagaimana ekspresi mrk saat pagi2 dpt #sedekahnasibungkus. Mrk gak nyangka masih ada yg peduli. Selama ini org2 cuma lewat.
Pas ngobrol, kebanyakan dr mrk senang krn uang makan bisa disisihkan u/ dibawa pulang ke kampung. #sedekahnasibungkus
Ada yg lsg dimakan, ada yg disimpan u/ dimakan siang/sore. Insya Allah nasi #sedekahnasibungkus ini bisa bertahan sampai 12 jam.
Nah, ternyata masih ada lagi orang2 yg butuh #sedekahnasibungkus, meski sifatnya lbh persobal. Kita nemunya ϑi Puskesmas. Yups, Puskesmas...
Selama ini Puskesmas menjadi jujugan masyarakat yg kurang mampu. Minggu lalu keponakanku sakit & musti ke dokter. #sedekahnasibungkus
Di sana banyak anak sakit, emang lagi musim. Antrian yg panjang membuat saudaraku bisa mengamati org2 yg antri. #sedekahnasibungkus
Bukan kebetulan jika di sebelah saudaraku ada seorang ibu muda yg tampak resah saat membuka dompetnya. #sedekahnasibungkus
Setengah berbisik ibu itu berkata kpd anaknya, "Owalah, Nduk. Belum beli nasi uangnya sudah habis. Makan apa ya?" #sedekahnasibungkus
Saudaraku mendengar, langsung miris. Anak sakit, nggak punya uang u/ makan. Si ibu bingung, resah. #sedekahnasibungkus
Setelah selesai berobat, langsung ibu & anak itu diberi #sedekahnasibungkus. Mata si ibu langsung berkaca-kaca. Akhirnya dia cerita...
Dia bekerja di home industri yg bikin cemilan kacang. Tidak punya uang krn blm waktunya bayaran. #sedekahnasibungkus
Suaminya yg buruh pabrik juga blm punya uang. Jadilah uang yg seharusnya u/ makan hari itu dibawa u/ berobat anaknya. #sedekahnasibungkus
Dia sangat berterima kasih mendapatkan #sedekahnasibungkus krn saat itu dia memang benar2 butuh. Itu karena Anda semua, para donatur... :')
Cerita belum selesai. Saat akan pulang, lagi2 saudaraku melihat seorang ibu dg 3 anak ϑi halaman Puskesmas. #sedekahnasibungkus
Si anak merengek ke ibunya minta makan. Dia kelaparan. Ibunya bingung krn memang tidak punya uang. Si ibu gusar. #sedekahnasibungkus
Akhirnya saudaraku mendekati & memberikan #sedekahnasibungkus ke mereka. Ternyata anak si ibu ada 5!
Si ibu yg semula gusar krn rengekan anaknya jadi terharu & berkaca2, berterimakasih tiada henti krn menerima #sedekahnasibungkus.
Si ibu yg semula gusar krn rengekan anaknya jadi terharu & berkaca2, berterimakasih tiada henti krn menerima #sedekahnasibungkus.
Dari kejadian2 itu saya berpikir bahwa sebenarnya duafa ada di mana saja, bahkan ϑi dalam rumah gedongan sekalipun. #sedekahnasibungkus
Contohnya adalah si karyawan usaha cemilan itu. Benar dia & suaminya bekerja, namun ternyata penghasilannya mepet. #sedekahnasibungkus
Atau ibu2 tukang cuci, tenaga kerja 'pocokan', dan pekerja2 lain yg selama ini "tidak terlihat" krn tdk kerja di jalan. #sedekahnasibungkus
Ternyata masih banyak yg butuh #sedekahnasibungkus, dimana pun, kapan pun. Terima kasih kepada para donatur yg sudah berpartisipasi...
Monggo, masih terbuka kesempatan bagi Anda yg ingi berpartisipasi dalam #sedekahnasibungkus.... Bisa harian, bisa khusus Jumat.