Dua hari ini aku menjadikan studio
sebagai rumah keduaku. Maklum, garapan lagi banyak dan aku membutuhkan tempat
yang nyaman untuk bekerja. Jika orang lain menghindari kantor di saat weekend, aku
justru memilih kantor sebagai tempat yang nyaman untuk berkarya. Ah, tapi perlu
dicatat, yang membuat nyaman di sini bukanlah kantornya, melainkan studionya.
Yups. Dari dulu aku selalu memilih
studio sebagai tempat berkarya sekaligus beristirahat. Ruangan dingin, musik
yang enak didengar (termasuk mendengarkan stasiun radio lain melalui radio
streaming), ruang kedap suara yang membawa kita ke suasana tenang tingkat
tinggi, adalah hal-hal yang membuat aku betah berjam-jam di dalamnya.
Aku teringat saat masih bekerja di
radio yang studionya ada di dalam hotel itu. Sebagai penyiar part time, aku
sering mengambil siaran di tanggal merah, menggantikan teman-teman penyiar yang
mengambil jatah liburnya. Bukan semata-mata bayaran yang nambah, tapi nikmatnya
berada di studio sambil mendengarkan musik belum ada yang bisa menyaingi.
Bahkan saat lebaran pun aku memilih untuk tetap siaran. Bukan karena tidak ingin
bersilaturahmi, tapi bisa dipastikan saat lebaran aku mengalami kelelahan
tingkat tinggi dan tidak dapat beristirahat. Sementara di studio aku dapat
siaran sambil meluruskan kaki, bahkan curi-curi merem saat durasi lagu + iklan
sangat panjang.
Yang konyol adalah saat lebaran ternyata
aku diberi jatah libur. Bingung karena sangat lelah dan tidak dapat
beristirahat, akhirnya aku malah main ke radio lama sambil mengantarkan masakan
lebaran. Sampai di sana ngobrol sama teman-teman sambil selonjoran di sofa.
Kemarin saat menyelesaikan editan
tulisan, aku habiskan waktuku selama sekitar 10 jam di studio. Betah. AC
dipasang dengan suhu yang tidak terlalu dingin. Menikmati lagu-lagu yang diputar
sambil memantau radio tetangga via streaming, menikmati segelas kopi panas,
sesekali browsing lagu lama di youtube. Semuanya menyenangkan.
Terpikir olehku untuk punya ruang
kerja sendiri dengan atmosfer studio siaran. Bisa dijamin, produktiitas bakal
melonjak kalau itu terealisasi. Atau membeli radio yang sudah establish,
mungkin? *langsung buka dompet*
@DidiCahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar