Apapun yang kita lakukan, pikirkan, rasakan, di dunia ini
pasti memiliki konsekuensi. Demikian juga dengan jatuh cinta yang
berkonsekuensi patah hati. Waini…. barang siapa yang doyan jatuh cinta
semestinya harus siap patah hati, tanpa terkecuali. Tapi kayaknya ini nggak
berlaku untuk aku. Nggak sering-sering
jatuh cinta sih, tapi sekalinya jatuh cinta bisa lamaaaaa banget masa
berlakunya. Dibalas gak dibalas, tuh perasaan nggak mau pergi. Akibatnya,
sering patah hati. Bahkan bisa dikata lebih sering patah hatinya daripada jatuh
cinta…. hahahaha….
Patah hati yang sering aku alami sih bukannya gara-gara
putus hubungan, tapi seringnya sih cinta gak berbalas. Duh, dari segede marmut
sampe segede sapi isinya cinta ditolaaaaaak mulu….! Gilirannya berbalas, lha
kok ‘hubungan terlarang’. Entah karena beda agama atau karena naksir laki
orang. Hitam banget kan kehidupan percintaanku :(
Nah…. kali ini mari kita review peristiwa-peristiwa patah
hati yang masih terekam di kepala saking ‘dahsyatnya’ya…. Patah hati pertama
cinta bertepuk sebelah tangan. Patah hati kedua aku juga gak ngeh, karena dari
sinyal-sinyal yang terkirim sebenarnya kami sama-sama suka, tapi nggak tahu
juga kenapa nggak jadian. Ah, sutra lah… masih pakai seragam sekolah ini, cinta
simpanse kali ya…? Patah hati ke tiga rada parah pakai banget. Bertepuk sebelah
tangan dan parah. Parah karena berlangsung lama. Nggak tahu kenapa rasa cinta
ke orang ini kayak ikan asin diformalin. Awet. Sakitnya bukan yang
banget-banget, tapi lumayan mengganggu jiwa dan raga.
Patah hati ke empat sama siapa ya? Aku kok lupa
urut-urutannya. Kayaknya patah hati ke empat ini karena bertepuk sebelah
tangan. Tangan dia yang bertepuk tapi nggak aku balas, tepatnya. Ini patah hati
yang unik. Seseorang menyintai kamu, kamu nggak membalas, tapi dia keukeuh
ngejar kita sampai dapat. Sampai nggak ada alasan lagi bagi kita menolak dia.
Jadianlah dan setelah beberapa waktu berlalu akhirnya putuslah. Percaya atau
tidak, meski waktu itu bisa dibilang aku nggak cinta-cinta banget sama dia,
tapi pas putus ternyata sakitnya luar biasa. Menyakiti hati orang yang
menyintai kita ternyata sakitnya sama dengan cinta kita yang nggak berbalas.
Berhari-hari aku nggak keluar kamar. Nangis mulu sampai mata bengap. Dan saat
itu muncullah penyakit pasca patah hati…..doyan belanja!
Patah hati ke lima ini agak beda dengan patah-hati
sebelum-sebelumnya. Tumben-tumbenan cinta tidak bertepuk sebelah tangan.
Yippiiieeeee…. seru! Dia adalah laki-laki yang membawa beberapa perubahan yang
cukup signifikan dalam hidupku. Kalau akhirnya aku doyan becanda dan lebih
‘santai’ dalam menghadapi masalah, ya ini orangnya. Tapi dasar buaya darat,
akhirnya putus juga. Malah kawin sama teman sendiri. Tapi sebenci-bencinya aku
sama dia, tetap nggak bisa yang marah sampai maicih level 10. Dulu, kalau ada
kesempatan, biar udah putus, masih aja cari jalan untuk tetap berhubungan. Tapi
itu sih dulluuuuuu…. sekarang mah ogah. Nah, pas patah hati sama orang ini
sampai rada-rada ‘sakit jiwa’ deh aku…. Setiap ada suara motor yg mirip punya
dia langsung ngelongok jendela. Nggak bosan ngeliatin pintu, seakan-akan pintu
itu akan terbuka dan muncullah dia. Gendeng pokoke wes…!!!
Cukup lama jeda patah hati setelah yang ke lima ini. Sempat
penyebab patah hati ke empat muncul, jalan lagi, putus lagi, patah hati lagi.
Bedanya, semakin hari patah hati bisa diselimurkan karena aku sudah harus
bekerja. Dengan kata lain, nggak ada deh patah hati berlama-lama. Ditambah lagi
keseringan patah hati bikin aku nggak terlalu berminat untuk menjalin hubungan
serius dengan laki-laki. Jeda itu ternyata membawa aku ke patah hati ke enam,
saat terjebak dalam HTS ( baca : http://diarypenyiardodol.blogspot.com/2013/01/lagi-lagi-persahabatan-vs-cinta.html
). Patah hatinya sih nggak terlalu lama. Dulu sih emang sakit banget, sekarang
sih bekas-bekasnya juga udah gak ada :D.
Udah kelar patah hatinya? Ya belum laaaaahhh..... Kan aku spesialis patah hati. Masih ada kelanjutannya di SPECIALIS PATAH HATI 2. Cekidot.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar