Repost from Facebook
Waktu aku nulis ini, sudah Sabtu, 7 Desember 2013. Sudah agak adem, soalnya kejadiannya pas Kamis, 5 Desember.
Jadi gini, aku kan baru aja pindah tempat siaran. Bukan karena
alasan apa2 sih, cuma sungkan aja karena ϑi tempat lama jam siaran
berkurang, sementara jadwalku ϑi luar siaran semakin padat. Gak enak kan
bolos terus2an. Kebetulan ada stasiun radio yg nawarin jadi penyiar dg
waktu yg lebih fleksibel, dan yg terpenting ada beberapa penyiar yg
sekiranya bisa saling bantu kalau aku gak bisa siaran. Akhirnya
pindahlah aku ke tempat baru.
Jujur aja, ϑi hari2 pertama siaran (sampai sekarang) aku stress
banget. Why?
1. Sejak pertama siaran aku selalu pakai operator, sehingga
aku bisa fokus pd konten dan vokal,
2. Aku gak terlalu tertarik dg
siaran news :(. Meski demikian, aku selalu berusaha menjalaninya dg
senang hati dan ikhlas, karena memang pada dasarnya aku suka siaran.
Perkara datang waktu aku harus siaran pagi tanpa operator. Setengah
mati aku menyinkronkan siaran sama operating. Pas jeda lagu ϑi
pertengahan siaran, aku lihat notifikasi bb-ku menyala. Ternyata bbm dr
suamiku. Aku lupa, gak ingat apa kalimatnya, intinya dia bilang siaranku
jelek banget. Oh.... Nooooooo.....
Emang dasarnya aku sedang butuh konsentrasi tinggi, bbm itu aku
ignore untuk sementara. Dan alhamdulillahnya benar2 terlupakan saat
siaran sampai akhirnya aku ketemu sama suamiku ϑi sore harinya.
"Siaranmu mau isuk elek. Opo, saben ngomong ambekan, saben ngomong
ambekan, bar iku wes nglebokno backsound tak enteni ketukane yo suarane
gak mlebu2. Elek pokoke!"
Huwasyyuuuuuuu..... Langsung mau meledak aku saat itu juga. Untung
itu ngobrolnya ϑi tempat makan, tempat umum, jadi aku gak bisa meledak
asal njeplak. Tapi apa yg kutahan2 selama beberapa hari ini akhirnya
terungkap juga. Terungkap bahwa sebenarnya beberapa hari ini aku merasa
tidak nyaman dan tidak bisa menikmati siaranku karena begitu beratnya
penyesuaian yg harus kulakukan, sementara ekspektasi radio yg merekrut
aku cukup besar mengingat aku sudah cukup lama menjadi penyiar ϑi radio
bersegmen dewasa dan pernah siaran ϑi radio news.
"Ya wes. Siaranku elek. Aku tak mandek ae!"
"Kamu salah kalau berhenti! Seharusnya kamu berjuang supaya bisa
mengatasi masalahmu!" Suamiku gak kalah ngotot. Aku manyun. Jengkel. Gak
suka aja kalau dikritik keras meski ada benarnya juga.
Akhirnya aku mikir. Aku dan suamiku berangkat dari dunia yg sama,
radio. Saat dia hijrah ke televisi, aku juga gak berhenti memberi
kritikan2 pedas, terutama saat dia kembali ke stasiun tv ϑi Surabaya, yg
budaya kerjanya benar2 beda dg yg ϑi jaringan Jakarta dulu. Apa yang
sudah dia lakukan ϑi Bali seolah2 nggak ada apa2nya ϑi tempat kerja dia
yg baru.
Lha kok kasusnya sama seperti aku? Apa yg selama ini mati2an aku
bangun kok seperti benteng pasir ϑi pantai yg tersapu ombak? Hilang, gak
berbekas. Dan aku harus membangun benteng baru lagi. Menyakitkan,
melelahkan, namun nyata.
Waktu aku selesai nulis ini sudah Minggu, 8 Januari 2013. Aku gak
tahu apakah aku sudah siap siaran lagi. Yg aku tahu, aku sudah capek
ngotot, bukan karena ilmu siaran sudah mentok, cuma ada rasa lelah aja
yang berkepanjangan. Semoga Senin besok aku sudah siap lagi melawan
gempuran ombak. Sudah siap lagi siaran meski tertatih. Mulai lagi dari
NOL....
1 komentar:
Itu tanggale nggak keliru ta? Di atas di tulis Desember, di akhir kok jadi Januari 2013?
Posting Komentar