Rabu, 11 Desember 2013

Mulai dari NOL...

Repost from Facebook

Waktu aku nulis ini, sudah Sabtu, 7 Desember 2013. Sudah agak adem, soalnya kejadiannya pas Kamis, 5 Desember.
Jadi gini, aku kan baru aja pindah tempat siaran. Bukan karena alasan apa2 sih, cuma sungkan aja karena ϑi tempat lama jam siaran berkurang, sementara jadwalku ϑi luar siaran semakin padat. Gak enak kan bolos terus2an. Kebetulan ada stasiun radio yg nawarin jadi penyiar dg waktu yg lebih fleksibel, dan yg terpenting ada beberapa penyiar yg sekiranya bisa saling bantu kalau aku gak bisa siaran. Akhirnya pindahlah aku ke tempat baru.

Jujur aja, ϑi hari2 pertama siaran (sampai sekarang) aku stress banget. Why? 

1. Sejak pertama siaran aku selalu pakai operator, sehingga aku bisa fokus pd konten dan vokal, 
2. Aku gak terlalu tertarik dg siaran news :(. Meski demikian, aku selalu berusaha menjalaninya dg senang hati dan ikhlas, karena memang pada dasarnya aku suka siaran.
Perkara datang waktu aku harus siaran pagi tanpa operator. Setengah mati aku menyinkronkan siaran sama operating. Pas jeda lagu ϑi pertengahan siaran, aku lihat notifikasi bb-ku menyala. Ternyata bbm dr suamiku. Aku lupa, gak ingat apa kalimatnya, intinya dia bilang siaranku jelek banget. Oh.... Nooooooo.....

Emang dasarnya aku sedang butuh konsentrasi tinggi, bbm itu aku ignore untuk sementara. Dan alhamdulillahnya benar2 terlupakan saat siaran sampai akhirnya aku ketemu sama suamiku ϑi sore harinya.

"Siaranmu mau isuk elek. Opo, saben ngomong ambekan, saben ngomong ambekan, bar iku wes nglebokno backsound tak enteni ketukane yo suarane gak mlebu2. Elek pokoke!"

Huwasyyuuuuuuu.....
Langsung mau meledak aku saat itu juga. Untung itu ngobrolnya ϑi tempat makan, tempat umum, jadi aku gak bisa meledak asal njeplak. Tapi apa yg kutahan2 selama beberapa hari ini akhirnya terungkap juga. Terungkap bahwa sebenarnya beberapa hari ini aku merasa tidak nyaman dan tidak bisa menikmati siaranku karena begitu beratnya penyesuaian yg harus kulakukan, sementara ekspektasi radio yg merekrut aku cukup besar mengingat aku sudah cukup lama menjadi penyiar ϑi radio bersegmen dewasa dan pernah siaran ϑi radio news.

"Ya wes. Siaranku elek. Aku tak mandek ae!"

"Kamu salah kalau berhenti! Seharusnya kamu berjuang supaya bisa mengatasi masalahmu!" Suamiku gak kalah ngotot. Aku manyun. Jengkel. Gak suka aja kalau dikritik keras meski ada benarnya juga.

Akhirnya aku mikir. Aku dan suamiku berangkat dari dunia yg sama, radio. Saat dia hijrah ke televisi, aku juga gak berhenti memberi kritikan2 pedas, terutama saat dia kembali ke stasiun tv ϑi Surabaya, yg budaya kerjanya benar2 beda dg yg ϑi jaringan Jakarta dulu. Apa yang sudah dia lakukan ϑi Bali seolah2 nggak ada apa2nya ϑi tempat kerja dia yg baru.

Lha kok kasusnya sama seperti aku? Apa yg selama ini mati2an aku bangun kok seperti benteng pasir ϑi pantai yg tersapu ombak? Hilang, gak berbekas. Dan aku harus membangun benteng baru lagi. Menyakitkan, melelahkan, namun nyata.

Waktu aku selesai nulis ini sudah Minggu, 8 Januari 2013. Aku gak tahu apakah aku sudah siap siaran lagi. Yg aku tahu, aku sudah capek ngotot, bukan karena ilmu siaran sudah mentok, cuma ada rasa lelah aja yang berkepanjangan. Semoga Senin besok aku sudah siap lagi melawan gempuran ombak. Sudah siap lagi siaran meski tertatih. Mulai lagi dari NOL....

1 komentar:

Titie Surya mengatakan...

Itu tanggale nggak keliru ta? Di atas di tulis Desember, di akhir kok jadi Januari 2013?