Selasa, 18 Desember 2007

Aku dan Radio

Sebelum aku cerita tentang bagaimana sampai akhirnya aku nyebur ke dunia radio seperti sekarang ini, aku mau cerita dulu apa yang membuat aku begitu tergantungnya dengan radio.Sebelum radio FM happening, seperti yang lainnya, aku sudah mulai mendengarkan radio AM. Apalagi kalau bukan mendengarkan "Sampurasuuuunnn.....Rampeeesss..." Hwakakakakakakak....ingat enggak? Yup, waktu itu jamannya sandiwara radio jadi 'Raja'. Radio juga yang 'mendekatkan' hubunganku dengan Yu Kat, asisten RT, yang mengenalkanku pada serial Brahma Kumbara itu. Gimana mo nggak dekat, wong kalau salah satu nggak ngedengerin, pasti kalo pas nganggur 'didudukkan untuk menceritakan kembali serial barusan. Itu terjadi waktu aku masih SD.

Nah, Bokap adalah penggemar siaran radio. Beliau senang banget ngedengerin berita dan pengin anaknya, yaitu aku, ngikutin kegemaran itu. Jadilah waktu naik ke kelas 2 SMP aku dibelikan radio FM stereo yang lumayan canggih untuk saat itu dengan harapan aku bakalan ngikutin kegemaran Bokap ngedengerin siaran berita (RRI waktu itu happening banget). Tapi ternyata harapan Bokap rada2 luput. Aku lebih senang mendengarkan siaran lagu-lagu daripada siaran berita. Bokap rada-rada kecewa juga sih, tapi gimana lagi, wong aku emang seneng ngedengerin lagu ama penyiar ngobrol.

Berhubung waktu itu radio belum siaran 24 jam seperti sekarang, sementara aku kalo belajar biasanya tengah malam, jadilah radio-radio siaran luar negeri di gelombang SW pilihan utama. Segala macam musik, dari jazz sampai klasik, ikut aku babat. Pokoknya, tiada hari tanpa radio! Bahkan seringkali aku mesti rebutan sama kakakku yang hobinya 'nyolong' radio dari kamarku. Ya jelas dia gak slamet lah, secara kalau aku nyadar nggak ada suara musik di kamar, aku langsung geragapan nyari2 sumber suara, meski harus nggedor kamar kakak sekalipun.

Di masa-masa itu RRI masih jaya karena setiap jam stasiun radio swasta HARUS me-relay siaran berita setiap jam. Jadilah saat itu aku punya penyiar favorit yaitu Nining Supratmanto. Kenapa aku suka dia? Mungkin karena namanya sama kali yaaa.....hehehehehehe....sama-sama NINING. Sering aku membayangkan suatu saat aku akan siaran dengan nama NINING PRAJOGA. Swear... pengin banget. Selain itu suara Nining benar-benar empuk keibuan. Pokoknya she's so inspiring deh....

Radio yang saat itu menjadi teman terbaikku adalah EBS dan Suara Surabaya (dua2nya format lama, bukan format yang sekarang). Aku juga jadi hunter quiz lhooo....hwakakakakakakak.... Aku pernah dapat baju 2 kali dari EBS, terus rokok 1 slof dari SS, tiket nonton film gratis, etc.

Kegemaranku pada radio meningkat waktu ngikut kakakku ke salah satu stasiun radio yang waktu itu studionya ada di THR Mall (radio opo iku yo?).
Sebenarnya kalau waktu itu aku tetap stay di Surabaya mungkin aku bisa jadi penyiar lebih awal
karena waktu itu sudah mulai ada lobi2 tentang kemungkinanku untuk terjun di dunia radio.
Tapi berhubung aku bertekad untuk meninggalkan Surabaya selepas SMA, cita2 itu untuk sementara dikubur dulu.

Kegemaranku mendengarkan radio terus berlanjut sampai Semarang. Pas awal2 pindah, radioku nggak pernah geser dari Jatayu FM yang studionya ada di Plasa Simpang Lima dan menghabiskan satu bungkus nasi pecel untuk bisa nyampe gara2 lift nggak bisa nganter sampai lantai...berapa ya itu? 11 bukan? Saking terikatnya, aku ikutan lomba nyanyi di radio itu dengan bekal suara sumbang dan memalukan, sampai2 pas aku ngedengerin suaraku di on-air kan, aku mesti ngedengerin dengan volume terendah supaya nggak kedengaran sama yang lain-lain :D. Tekadku untuk menjadi penyiar radio semakin bulat dan aku menempuh segenap cara untuk bisa jadi penyiar. How??? Ada di next posting :D. Soalnya perjuangan untuk jadi penyiar ternyata nggak gampang dan butuh space khusus untuk menceritakannya. Keep on reading.....




1 komentar:

@taufand mengatakan...

Ning, kowe ra salah, moso' jatayu fm kok studione ning plasa simpang lima?

Nek ora salah kan soko simpang lima ke arah pahlawan terus belok kanan to?

Taufan