Senin, 25 Juni 2012

Yes, I'm Strong....

Postingan note di FB, 15 Agustus 2011

Berulang kali aku kalau ketemu orang yg blm terlalu kenal aku dibilang strong, energic, seperti nggak punya masalah, etc. Hmmm... Alhamdulillah kalau dibilang gitu, meski kenyataannya jauuuuuh banget. Kadang2 aku ngerasa bahwa kalau perempuan lain yg ngalamin kesulitan2ku udah pada gila kali yak... Tapi saat aku melihat perempuan2 lain yg ada ϑi sekitarku...wow...gila lho! Justru banyak dari mereka yg lebih kuat dr aku dg permasalahan2 yg lebih rumit.
Jujur, pasca 1st wedding anniversary ini aku merasa bahwa setahun ini merupakan tahun yg berat banget. Apalagi ini tahun ke 2 aku gak terima THR alias pengangguran... Wuuiiiihhh... Pusing! Tapi aku tetap tidak boleh menganggap resign-ku dulu dan barusan adalah sebuah pengorbanan, krn berarti ada unsur 'itung2an' dlm pernikahanku. Dan yg terjadi adalah...aku pontang-panting kerja serabutan sbg penyiar paruh waktu -lagi, dari nol :D-, juga terima pesanan makanan yg bikin aku tambah item gara2 mesti antar maksi ke kantor2 plus naik motornya skrg tambah canggih krn sering jaga keseimbangan kanankiridepanbelakang kaya beruang sirkus.
Kadang2 aku mikir, "Gendeeeeng... Terakhir kamu GM radio lho! Apa kata bapakmu kalau liat kamu kayak gini?" (Bokap lg ϑi Magelang, jadi nggak tau kalau aku dah resign). Tapi yo meh piye maneh? Aku yg ngejalanin semuanya. Aku yg tahu mana batas aku sanggup atau nggak. Walaupun belakangan aku sering merasa nggak sanggup & lemah banget, aku tetap jalanin apa yg menurutku memang bisa aku jalanin.
Sering aku ngerasa kangen ama dunia radio dan pengen balik total lagi. Selain karena butuh duitnya (UUD :p), aku ngerasa kalau otakku memang gak bisa berhenti mikirin radio. Tapi kalau ingat bhw ϑi dunia radio klo mau masuk manajemen intrik politiknya juga kuat, mending jadi part timer aja deh :D. Dan dengan kehidupanku yg sekarang, aku jadi lebih 'ngeh' kalau memang hidup itu memang harus disyukuri. Sudah jelas ϑi depan mata, PARA PENGELUH TIDAK MENDAPATKAN APA-APA DALAM HIDUPNYA!
Dalam kesulitanku, aku memilih diam, memutar otak utk mencari solusi, bukan argumentasi. Contoh paling dekat aja ϑi pameran yg baru aku ikuti. Bayangkan, hingga jelang hari H aku nggak punya uang sepeserpun u/ bayar stand. Giliran udah ada uang u/ bayar stand, gak ada duit u/ beli bahan. Salah satu partner sharing stand mundur, lumayan bikin cash flow buyar. Suamiku udah nyuruh aku mundur dan dengan garangnya aku bilang, "Aku kalau sudah memutuskan sesuatu nggak ada kata u/ mundur. Aku tetap harus ikut pameran, bagaimanapun caranya!" Dan setelah aku ngomong gitu jadi tambah mumet jaya...!!! Toh kenyataannya aku masih bisa ikut pameran, meski nggak meraup untung karena ϑi hari pertama sepi pembeli. Tapi toh pamerannya lancar, pudingku ϑi hari ke 2 laris manis, sisa cuma 1 dan aku makan sendiri (eh, siang aku juga makan macaroni schottel ding, pengen :p). Dan dalam perjalanan pulang aku cuma mikir, gila...ini semua aku pikirkan sendiri, aku lakukan sendiri. Kalaupun ada yg membantu itu juga kubayar, dan yg satu lagi emang kakakku yg udah aku libatkan ϑi pameran pertama. Tapi pada intinya semua aku pikirkan dan aku lakukan sendiri.
Sinting juga sih kalau flashback ingat2 pameran kemarin. Orang2 pada nanya apa aku bikin puding2ku sendiri. Ya eya lah... Sampai bela2in gak tidur! Dan itu semua sangat aku syukuri. The Power of Kepepet. Kepepet membuatku ngepet...eh...kepepet membuat otakku nggak bisa berhenti berpikir, kira2 abis ini jual apa lagi ya? Kira2 dijual ke siapa ya? Ada yg mau jadi investor apa nggak ya? Etc, dll, dst. Dari semua kesulitan itu akhirnya aku menyadari bahwa Tuhan memang punya rencana yg mungkin tidak sesuai dg rencanaku, tp ujung2nya pasti baik buat aku. Seperti obrolanku dg Ustdz Mansyur dr Masjid Rahmat Surabaya, seseorang sering diuji karena dia punya cita2. Coba lihat orang2 yg tidak pernah diuji, mereka lah orang2 yang tidak punya cita2 & keinginan lebih tinggi, jadi mereka cuma 'nrimo' tanpa mau berusaha lebih. Bener juga. Makanya aku paling males ada 'taxi talk' yg isinya cuma dengar curhatan sopir taxi ttg kerasnya hidup. Bukannya aku nggak berempati dg kesulitan hidup mereka, tapi coba berhitung deh...berapa kali dia angkut penumpang, berapa kali dia curhat, berapa kali curhatannya diaminin. Helloooowww...kapan majunya kalau setiap curhat diaminin mulu!
Tapi sebagaimanapun orang bilang kalau aku kuat, doaku masih tetap, "Ya Allah...jangan jadikan kemampuanku ini amunisi kesombonganku. Selalu ingatkan aku kalau sudah mulai meremehkan orang lain, karena itu adalah sumber kekufuranku..."


-@DidiCahya-

Tidak ada komentar: