Kamis, 24 Januari 2013

GALAUNYA ORANG RADIO



Beberapa minggu ini dunia peradioan Surabaya bergerak lagi dengan adanya radio yang sedang melakukan repositioning dan radio yang baru pindah jalur dari AM ke FM. Seperti biasa, ada satu saja radio baru, SDM-SDM radio bakal ikut bergerak, entah pindah diam-diam, hijacking, atau bahkan bedol desa, apalagi ini ada dua.  Bursa ‘colek-colek’ SDM biasanya berlangsung beberapa minggu, bahkan beberapa bulan sebelumnya. Aku termasuk yang MENGAMATI pergerakan itu, meski kadang-kadang ada beberapa pergerakan yang tidak tertebak dan lumayan bikin kaget. 
MENGAMATI? Ya, cuma mengamati, karena memang nggak ada pengambil keputusan dari radio-radio yang sedang bergerak itu ‘nyolek’ aku. Entah sekedar woro-woro, nyolek, atau sekalian membajak. Dengan kata lain, tidak seorang pun yang mengajak aku untuk ikut dalam arus pergerakan itu, sementara teman-teman lain mendapatkan tawaran untuk bergabung.
Sedih? Pasti! Ada perasaan terbuang, nggak dibutuhkan lagi, ‘tidak terlihat’, dan perasaan-perasaan nggak enak lainnya. Sampai-sampai aku mikir, “Duuuuuh…. aku di radio baru 10 tahun, sudah sedemikian nggak lakunya yaaaa….”
Tapi keadaan yang tidak mengenakkan itu sebenarnya menjadi moment yang tepat untuk merenung. Dan dari perenungan itu aku mengambil kesimpulan bahwa kalau akhirnya kemarin-kemarin aku bisa mencapai posisi bagus itu nggak lebih karena aku BERUNTUNG. Yups…. faktor luck sangat berpengaruh dalam karirku di radio. Keberuntungan ini bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit, tapi lebih kepada kesiapanku menangkap kesempatan. Dengan kata lain, waktu itu banyak sekali kesempatan di radio yang dilempar ke aku dan aku berhasil menangkapnya.
Dan akhirnya aku berpikir lagi, “Lha kenapa kok belakangan kesempatan nggak datang lagi?” Jadi deh merenung lagi…… Bisa jadi sebenarnya kesempatan itu sudah datang, tapi aku sia-siakan. Bisa jadi ini semua akibat kesalahan masa lampau pas aku jadi manager dengan image galak dan nggak semua orang bisa menerimanya sehingga di luar sana beredar kabar miring tentang aku. Bisa jadi orang salah ngira karena aku pernah jadi GM maka dipikir orang-orang aku pasti minta bayaran mahal (kalau iya sih alhamdulillah). Bisa jadi AKUNYA YANG KE-GEER-AN MENGIRA ILMUKU DI DUNIA RADIO SUDAH MUMPUNI sehingga yakin bahwa pasti radio-radio butuh aku, padahal skill-ku belum ada apa-apanya.
Perenunganku bermuara pada kemungkinan terakhir. Ya, dibandingkan teman-teman SDM lainnya, skill-ku belum ada apa-apanya. Ngurusin program, baru sebatas bikin program, hotclock, nyusun jadwal penyiar. Ngurusin musik, pengetahuanku tentang musik ya nggak banyak. Ngurusin produksi, apalagi. Cuman bisa bengong di depan cool edit, adobe, dan software-software yang aku gak ngeh blas. Ngurusin jualan, yo gak tau nduwe billing.
Kalau melakukan kilas balik dan akhirnya menemukan kekurangan-kekurangan itu, aku jadi geleng-geleng kepala sendiri. Berarti kemarin itu aku benar-benar beruntung yaaaaa….. Kompetensi segitu doang bisa jadi GM. Meski sebenarnya sedih banget karena jadi GM sebentar doang. Lha gimana lagi, kondisi nggak memungkinkan untuk aku tetap tinggal di Semarang. Tapi tetap lah, masih lebih banyak yang harus disyukuri daripada disesali.
Ya nggak papa lah kalau memang gitu. Sekarang tinggal mikir gimana caranya menciptakan kesempatan itu lagi, nggak semata-mata nungguin kesempatan datang menghampiri. Yang ada sekarang dinikmati aja. Kalau memang harus jadi part timer, ya jadi part timer yang baik aja laaaah…. Siapa tahu justru dengan begitu pintu rejekinya malah ada di mana-mana….. Hehehe…..
Semoga galauku sebagai SDM radio yang udah nggak laku nggak berkelanjutan yaaaaaa…….


Tidak ada komentar: