Selasa, 05 Februari 2013

#RIPMakBongky



Aku nggak kenal Mbak Nungky a.k.a Nena secara langsung. Agak memalukan memang, kalau mengaku sebagai orang radio tapi tidak mengenal beliau. Tetapi siapa yang tidak mengenal nama besarnya? Apalagi beliau berhasil menancapkan brand sebagai Mak Bongky. Dengan kata lain, kalaupun orang tidak mengenal Mbak Nungky, orang pasti mengenal Mak Bongky.
Aku termasuk penikmat Mak Bongky sejak awal, termasuk saat dia tampil bersama Inggrid. Sebagai orang yang susah dipuaskan dengan lawakan nggak mutu, Mak Bongky kunilai berhasil membuat aku tertawa dengan celetukan-celetukan spontannya. Memang ndeso, tapi dibutuhkan kecepatan otak tinggi untuk nyamber setiap umpan yang dilambungkan. Menurutku Mak Bongky berhasil melakukannya, meski belakangan aku tidak mengikuti show terakhirnya di BBM JTV.
Saat aku mendengar Mbak Nungky stroke, yang pertama terlintas di pikiran adalah, “Hloh… trus yok opo Mak Bongky ne?” Pemikiran yang rada kurang ajar, memang. Bukannya memikirkan kesehatan Mbak Nungky tapi malah mikirin Mak Bongky. Tapi mau tidak mau pikiran itu muncul karena Mbak Nungky = Nena EBS = Mak Bongky. Berhari-hari terpikir tentang kelangsungan nasib Mak Bongky.
Saat pikiran itu sudah tidak terlalu mengganggu, suamiku mendengar cerita bahwa Mbak Nungky sering maengalami ‘halusinasi’ dengan bertemu ‘orang-orang’ dan sering tidak mengenali orang yang menemuinya. Waini. Aku hanya berkomentar, “Kok ngeri, Mas?” Setelah itu kami berdua tidak pernah membahasnya.
Senin Subuh, 4 Februari 2013, suami mengabarkan bahwa Mbak Nungky tiada. Memang, sejak semalam bb suami tidak berhenti berbunyi, kami kira itu pesan-pesan group biasa yang memang sering ramai di tengah malam sehngga tidak dihiraukan. Ternyata saat itu sudah ramai pesan tentang meninggalnya Mbak Nungki yang sempat anfal dan dibawa ke RSAL sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhir jelang pergantian hari.
                Kabar yang sukses membuat aku hang parah di awal minggu. Antara sedih karena kehilangan Mak Bongky, dan menyesal karena tidak sempat mengenalnya langsung. Termasuk rasa sedih karena bakal nggak ada lagi lawakan khas Mak mBongky yang ndeso tapi nyentil. Perjalanan antara rumah-bandara terasa jauh karena sepanjang jalan pengen mewek terus. Tinggallah satu pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab. Mbak Nungky pergi meninggalkan nama. Besok aku mati meninggalkan apa?
                Sugeng tindak Mak Bongky……

Tidak ada komentar: